Aksara Bea in Wonderland

My Wonderland of Words

This is the other side of me in "aksara" a.k.a "letters" with my own way, my own Wonderland, Aksara Bea

Senin, 07 Februari 2011

Nukilan Puisi : Telepon Ibu!

















Saat kucoba membalas pesan dari ayah dengan ingatan
Sebuah pesan lain masuk ke telepon genggamku
Pesan itu tertulis dengan jelas dan lugas
"Sedang menemani Ayah bersama bintang di langit
dan semburat semu cahaya rembulan di sebelah pohon sawo di belakang rumah.
Ayah sibuk berdua dengan telepon genggamnya
di bawah pohon sawo. Balas!"

Kulangkahkan kakiku ke luar kamar
Menuju kamar mandi
Mengambil air bersih dari bak dengan gayung
Lalu membasuh wajah dengan air dingin
Yang segera menyejukkan diriku seutuhnya
Lalu aku ingat di hari itu
Di hari aku pergi merantau
Pesan ibu yang terakhir
sebelum aku meninggalkan rumah
"Ingatlah selalu pada Tuhan
dimana pun kau berada."
Dilanjutkannya
"Berdoalah selalu untuk meminta tolong rahmat pada-Nya."

Dan sekarang kuingat lagi
Kala aku ketakutan
karena tak bisa tidur nyenyak
Ibu berpesan agar aku segera berdoa
pada Sang Khalik
Ku ambil posisi berdoa yang benar
Mulutku mulai komat-kamit rapal doa
Perlahan dan pasti hati dan pikiran
menenang kembali
Lalu aku pun jatuh tertidur pulas
Di tepi ranjang ibu

Purwokerto, 3 Februari 2011

Inspirasi dari"Pesan Dari Ayah"  dalam kumpulan puisi "Kepada Cium" buatan Joko Pinurbo dalam rangka baca puisi bersama Goodreads Indonesia di bulan Februari 2011.